Kamis, 07 Mei 2020

Tips Menulis Buku Catatkan Sejarah 4R

    Kamis, 7 Mei 2020

    Tips Menulis Buku Catatkan Sejarah 4R
    


Pagi ini Kamis, tgl 7 Mei 2020 hari libur Nasional hari Raya  Waisak , bunyi hp thang thing di WAG Menulis On Line bersama Om Jay,  setelah kubuka wow......wow.....banyak bangettt teman teman yang sudah buat resume diblog, Saya mulai memegang hp kubuka bloger semangatt membuat resume, dengan Tema Menulis Buku Catatkan Sejarah 4R.
Bersama Narasumber Srikandi yang Cantik
Masih muda banyak prestasi beliau adalah ibu Farah Dina.
Beliau lahir di Jakarta, 17 Maret 1980.
Alamat: Pondok Cibubur Blok F4 no 13, Cimanggis Depok.

Siapa yang ingin dikenang , terbitkan bukumu kepenerbit buku. 
Bagaimana kita dapat menulis dengan menuangkan ide pikiran kita.
Kalau karya kita baik sangat mudah buku diterbitkan, asalkan sesuatu itu kita kuasai dengan baik semua pasti mudah.
Bagaimana membuat karya menjadi sebuah INTAN, sangat mudah kalau karya kita bermanfaat bagi masyarakat dan banyak pembaca.

Paparan kuliah On line dimulai dengan Perkenalan dr Narasumber
Nama : Farrah Dina, beliau pendiri Tangga Edu.
Pengalaman  menulis sudah 20 judul buku, ini prestasi yang luar biasa dalam usia beliau  masih muda. Karya bukunya berkaitan dengan  pendidikan utk guru & orang tua serta buku buku bergambar untuk anak.

Beliau mengajak peserta membuka materi di video youtub tentang 4R.

1. Renjana ( passion)
    Renjana merupakan sesuatu yang
    menarik , sesuatu yang menjadi pikiran.
    Mulailah sesuatu dengan rencana kita, 
    mulailah sesuatu itu yang sudah kita
    kuasai dengan baik, pasti hasilnya akan
    mengalir dengan mudah.
    Contoh: mencari renjana dari buku anak
    Kita tentukan apa renjana kita setelah
    membaca buku anak. Kita bisa tulis
    membuat review apa yang kita suka dari
    buku bacaan buku anak.
   
2.  Rutin
      Rutin bukan hanya rutin menulis, lebih        penting rutin membaca apa yang kita
      alami, menjadi sebuah kosa kata.
      Rutin membaca menjadi sesuatu   
      otomatis kata yang kita lihat menjadi
      bahan sebuah bacaan.
      Rumus  menulis hebat adalah pertama
      kita harus selalu menyediakan waktu
      khusus.
      Kedua rutin menulis dimana saja,kapan
      saja, temtang apa saja selalu
      menyediakan waktu dan tempat
      untuk menulis.

     3.  Review
      Proses terpanjang adalah mereview
      dalam menulis.
      Pada  saat menulis tidak perlu kita
      baca,  tulis apa saja yang kita pikirkan.
      Selesai menulis baru kiya mereview
      dan mintalah teman untuk membaca
      review kita.
      4.  Ruang Pembaca
        Ruang bagi pembaca jangan
        menghilangkan jati diri bagi seorang
        penulis.
        Banyak review buku,  memberi ruang
        pembaca.
        contohnya:
        buku anak anak maka pembacanya     
        kusus anak anak.
        Feedback komentar positif dan umpan
        balik  negatif  kita harapkan dalam
        bacaan buku anak anak.
        Hadirnya pembaca sangat penting
        kepuasannya bagi orang yang sudah
        membaca tulisan kita.

   Yuk kita mulai sesi yang seru dan kita
   tunggu peserta kuliah on line yaitu sesi
   tanya jawab:

      Apakah kita harus melalui tahapan 4R
      itu agar buku yg diterbitkan
      berkualitas?

      *Jawaban*:
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis...

    Pertanyaan:
    Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya
    bagaimana    teknis / langkah mengubah
    tulisan dr best practice menjadi tulisan
    populer?  terima kasih 🙏🏽

*Jawaban*
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup.

     Pertanyaan :
    Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari      Mojokerto.
    Sebagai pemula saya masih bingung   
    menentukan passion saya dimana.
    Bagaimana kita mengetahui passion kita
    dengan mudah.

Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.

 
   Pertanyaan:
   Slmat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Mnurut           pnglman Ibu, brapa persen dari ruang
   pmbaca dapat ditmpung masukannya dan
   bgaiman sikap kita dlm mnerima smua
   kritikan itu agar tdak trbwa amarah.
   Trima Ksih- Bernad.Toraja

*JAwaban*
Pak Bernard,
Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik...

    Pertanyaan:
    Selamat siang Ibu Farrah, saya grefer dari
    kupang, NTT. Apakah review buku yang
    dimaksudkan adalah sebelum buku kita
    diterbitkan, maka buku itu kita berikan
    kepada pembaca tertentu untuk
    membacanya lalu memberikan masukan
    positif atau negatif dari buku yang kita
    tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi
    setelah itu baru diterbitkan? Terima
    kasih.

*Jawaban*
Betul pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit

         Setiap manusia ingin dikenang dalam catatan sejarah. Menerbitkan buku sangatlah mudah dilakukan siapa saja, 
jadikan sebuah tantangan bagi kita penulis sejati.

2 komentar: