Selasa, 12 Mei 2020

Menerbitkan Buku di Penerbit Andi

           Senin, 11 Mei 2020

           Menerbitkan Buku Ajar di Penerbit
                          Andi



Siang ini jadwal kuliah on line belajar menulis bersama om Jay gelombang 6, materi Proses Menerbitkan Buku Ajar,  bersama Narasumber bapak Joko beliau adalah Direktur penerbitan di penerbit Andi.
Moderator siang ini adalah Mr  Bams Assalamu alaikum wr.wb
Selamat siang guru hebat Indonesia kepada Mr. Bams dipersilahkan.
Selamat siang Bang Jay dkk

Ok Selamat Siang Om Joko, ijinkan saya Mr. Bams memandu acara siang ini.



Mengawali kuliah siang ini narasumber menanyakan kepeserta kuliah on line, bapak ibu guru memiliki motivasi sebagai penulis dilevel yang mana, bisa dilihat pada tahapan berikut:


Sebuah proses penerbitan adalah  diawali  dari penulis yang memiliki naskah sampai diujung sana hingga tembus sampai pasaran sampai dibaca para pembacanya.
Sedang proses penerbitan itu dimulai gambar besar dengan alur 4 pelaku:
1. Penerbit
2. Pembaca
3. Penyalur
4. Penulis
       


1. Pada gambar tersebut sudah jadi dikirim ke penerbit dan proses pertama penerbit menilai naskah penulis bisa diterbitkan atau tidak.
Jika naskah diterima penerbit memberikan surat pemberitahuan dan meminta softcopy , selanjutnya penulis menandatangani surat perjanjian.

     

2. Langkah berikutnya pengeditan naskah.
 Pengeditan dilihat dari sisi bahasa, setelah itu 
seting ukuran buku berapa kali berapa, mau dihias tidak, tebalnya berapa halamam, potasinya pakai apa?
Tim lain membuat cover buku gydidesain  sesuai target marketnya.

3. Langkah ketiga buku yang sudah selesai edit dan dibuat cover, buku dicetak satu naskah prof atau damy dikirim ke penulis untuk.di koreksi akhir supay tidak ada kesalahan total saat sudah di cetak maxim.

4.  Penulis mengoreksi naskah Damy boleh dicoret coret sebagai dasar coretan, kenudian penerbit mengedit kembali sesuai permintaan penulis dan bukh siap diterbitkan. Langkah selanjutnya adalah dibuat film ditempelkan nama lainnya  di plat atau dicetak.
Alat cetak besar 1 Caterat bisa 16 halaman, bisa 30 halaman, selesai proses mencetak dimasukkan kemesin lipat dipotong dan dibanding.

Bagaimana indikator buku sukses atau tidak?
Penerbit menilai naskah buku dari editorial:
1. Peluang potensi pasar.
2. Keilmuwan
3. Reputasi penulis

Ciri ciri pasar banyak bisa dilihat dari:
1.  Tema tak populer penulis populer.
      Buku itu bisa sukses tapi hanya separo
      sukses. Seperti buku Informatika PGRI
2. Tema popoler penulis juga populer.
     Carilah Tema yang sangat populer atau yang
     dibutuhkan masyarakat apa saja saat ini.
3.  Tema tidak populer penulis tidak populer.
      Buku ini kemungkinan ditolak besar.

Dalam proses penerbitan tidak bisa terlepas jumlah cetak opplah berapa?
Jumlah cetak Opplah semakin besar dan buku yang akan dicetak berapa ribu?
Langkah buku masuk di Kwadran mana?
1. Market sempit
    Penerbit tidak rugi hanya lakunya buku
    lambat, buku tetap laku dalam level panjang.
    Buku bukunya seperti Anatomi, Matematika
    dasar.
2. Market lebar
     Ini yang paling disukai penerbit setiap saat
     laku dalam jumlah besar dan pembeli
     banyak.  Seperti buku Ensiklopedi kamus,
     Ensiklopedi tokoh dunia.
3.  Market lebar sekali sampai pendek
     Buku buku yang terjual seperti:
     Buku informatika dan buku perkembangan
     komputer. Buku buku ini tidak banyak
     pembelinya harus direvisi dari soft copynya,
    penerbit sangat rugi banyak.
4. Market pendek
    Penulis jangan menulis buku yan tema ini
    seperti berita mingguan dsn berita harian.
   

Penerbit tidak pernah menolak gaya selingkung seorang penulis buku asal konsisten dari awalnsampai akhir bentuk misal ALAakhir menulis bentuk ALA.

Seorang guru atau non dosen diterima di penerbit Andi dengan penilaian:
  1. Trak rekordnya bagaimana
  2.  Mengajar apa saja
  3.  Pernah menulis buku berapa kali
  4.  Komunitasnya apa saja yang dimiliki misal
        di FB sebagai Admin memiliki anggota
        ratusan atau ribuan pengikut, penerbit
       Andi akan memberi peluang besar.


Buku memiliki keilmuwan tingkat
tinggi seorang master atau doktor semoga tidak malu mrnukis buku tetnang pendididkan sekolah dasar karena buku ini berpeluang  besar di pasaran.

 Kapan penulis buku nerima Royalti dari
 penerbit  Andi:
  Royalti diterima setelah buku diterbitkan dan      diedarkan 6 bulan pertama, 6 bulan kedua
  atau royalti diberikan setiap semester.


  Terimaksih semoga bermanfaat.












Sabtu, 09 Mei 2020

Motivasi Menulis

Kamis, 7 Mei 2020

   Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi
                   
                                    by
                          Trini Eko Dewi
                    
          Narasumber: Dr.H. Imron   
          Rosidi,S.Pd.,M.Pd.
          Tema:  Motivasi Menulis Buku 
          dan Prestasi




Bulan Ramadhan yang penuh berkah, semangat kuliah On line bersama  pemandu hebat yang selalu setia bersama kita  beliau adalah Om Jay sebagai fasilitator siang ini.
Menulislah setiap hari dengan hati, biasakan menulis sebelum tidur. Lalu buktikan apa yang terjadi rangkaian kata bijak om Jay sebagai penyemangat peserta kuliah on line.

Profil:  
1. Nama: Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd.
2. Pendidikan    terakhir : Pascasarjana S3
bahasa Indonesakultas/Jurusan        :
Pendidikan Bahasa Indonesia
Hobi: Membaca, menulis, dan
Pencak Silat. Beliau berasal dari
Pasuruan.

Mengawali kuliah beliau menyapa peserta, Terima kasissalamualaikum wr wbSelamat siang guru HEBAT. Mulailah guru guri memotivasi diri untuk menjadi guru penulis. Guru yg visioner. Sebenarnya tidak ada orang yg tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yg tidak mau menulis buku.

Mengapa  kita harus menulis?
Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Bapak ibu semua punya itu. Berarti pastilah bisa menulis.

Mengapa seseorang bisa dg lancar berbicara. Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tp ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.

Seorang penulis itu ada 4 syarat  yaitu
1. Mau
     Seorang yang memiliki komitmen
     sebagai penulis buku harus memiliki
      niat, tekad
    yang kuat untuk memotivasi dirinya.
2. Tekun
    Seorang yang memiliki komitmen
    sebagai penulis buku harus disiplin,
    tekun untuk memitivasi dan
    mengembangkan kreatifitas dirinya.
3. Nekat
   Seorang yang memiliki komitmen
    sebagai penulis buku harus nekat
    menulis sekalipun hadilnya jelek, setiap
    saat harus menulis suatu saat pasti
    menjadi penulis yang hebat.
4. Baca
      Seorang yang memiliki komitmen
      sebagai penulis harus banyak membaca
      artikel, karya orang lain akan muncul
      ide, memicu motivasi semakin
      meningkat.


Untuk pendalaman materi ada 3 langkah
1. Paper atau pengumpulan literatur
    Seorang penulis menentukan jenis buku
    Sebagai langkah pertama dengan
     menulis cerpen, buku umum atau buku
    pelajaran sesuai yang dikuasai seorang
    penulis.
2. Person
     Seorang prnulis harus banyak
     melakukan diskusi dengan orang orang
     yang lebih menguasai materi  apa yang         akan ditulis.
3.  Place
      Mendatagi tempat yang akan ditulis. Kita
     review ulang setelah buku sempurna dibuat, 
     tinggal menerbitkan buku.

Beliau menjelaskan mengapa guru tidak menulis?
1. Belum menemukan alasan mengapa hrs
     menulis.
2. Tidak tahu.cara menulis.


Mengapa kita harus menulis?
1. Identitas diri
2. Uang/ royalti
3. Popularitas
4. Terpaksa
5. Berbagi insipirasi
6. Menyuarakan kebenaran
7. Sebarkan ilmu

Bagaimana menulis non Fiksi?
1. Bacalah beberaoa buku untuk
menentukan layout, buku dan gaya
beberapa penulis.
2. Buatlah judul dan kerangka buku
3. Kumpulkan berbagai literatur yang
mendukukung.
4. Lakukan pendalaman materi.
5. Mulailah menulis dari menulis
BAB yang sudah dikuasai.
6. Apabila terjadi kemandekan
lakukan lagi pendalaman materi.
7. Menulislah dengan tidak takut
salah.
8. Setelah selesai, lakukan editing
dari segi bahasa dan tanda baca
9. Terbitkan.

Adapun syarat publising ada 3:
a. Surat pengantar
b. Soft copy buku
c. Biodata penulis

Seorang penulis harus minum Vitamin
Yaitu buku buku tentang teori menulis dan hal hal lain yg berhubungan dg menulis.

Paparan materi sudah selesai, peserta kuliah on line silahkan mengajukan pertanyaan :



Pertanyaan:
Bagaimana teknis menulis buku pelajaran *yang menarik*, kita tahu bahwa siswa milenial (meski tidak semuanya) kenyataannya kurang suka membaca buku.

Jawab: Pertanyaan yg menarik. Sekarang ibu hrs melihat dulu, siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sdh seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku.
Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal2 yg saat ini sdh hit. Mungkin tulisan ttg kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yg berisi pengalaman orang2 sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik. Dicoba saka ibu. Jangan tajut jelek dan tdk laku


Pertanyaan:
Selain motivasi terdapat juga passion dalam menulis. Bagaimana menyelaraskan dan mensinergikan keduanya. 

Jawab:
Biasanya penerbit major tdk menerbitkan buku antologi yg royoan
Sbg penulis pemula, ke penernit indie atau menerbitkan sendiri dulu. Artinya dg biaya sendiri..nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru kirim le major. Seorang penulis itu hrs selalu mempersejatai dg sebuah pena. Sekarang bisa dg hp untuk mencatat ide yg muncul tiba2. Tdk boleh ditunda.
Terus tentukan, tulis dlm bentuk yg paling sederhana, artikel populer. Ini hanya 3 sd 5 halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama jenengan akan dicatat oleh tim redaktur.

Tentunya setiap orang berbeda. Gairah dan motivasi keduanya sijoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi aku hrs nukis agar siswaku bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika tukisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan menulis.

Hanya cerita. Saya punya saudara guru SD di sebuah pulau terpencil. Satu buku selesai dan diterbitkan sendiri. Banyak orang beri apresiasi. Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan buku2 selanjutnya


Pertanyaan: Apakah LKS bisa tidak untuk syarat naik pangkat. Dan syarat utama buku yang bisa digunakan untuk syarat naik pangkat yang bagaimana .

Jawab:
LKS tdk bisa dinilai

Demikian paparan siang ini selamat menunaikan ibadah puasa.
Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.







Kamis, 07 Mei 2020

Tips Menulis Buku Catatkan Sejarah 4R

    Kamis, 7 Mei 2020

    Tips Menulis Buku Catatkan Sejarah 4R
    


Pagi ini Kamis, tgl 7 Mei 2020 hari libur Nasional hari Raya  Waisak , bunyi hp thang thing di WAG Menulis On Line bersama Om Jay,  setelah kubuka wow......wow.....banyak bangettt teman teman yang sudah buat resume diblog, Saya mulai memegang hp kubuka bloger semangatt membuat resume, dengan Tema Menulis Buku Catatkan Sejarah 4R.
Bersama Narasumber Srikandi yang Cantik
Masih muda banyak prestasi beliau adalah ibu Farah Dina.
Beliau lahir di Jakarta, 17 Maret 1980.
Alamat: Pondok Cibubur Blok F4 no 13, Cimanggis Depok.

Siapa yang ingin dikenang , terbitkan bukumu kepenerbit buku. 
Bagaimana kita dapat menulis dengan menuangkan ide pikiran kita.
Kalau karya kita baik sangat mudah buku diterbitkan, asalkan sesuatu itu kita kuasai dengan baik semua pasti mudah.
Bagaimana membuat karya menjadi sebuah INTAN, sangat mudah kalau karya kita bermanfaat bagi masyarakat dan banyak pembaca.

Paparan kuliah On line dimulai dengan Perkenalan dr Narasumber
Nama : Farrah Dina, beliau pendiri Tangga Edu.
Pengalaman  menulis sudah 20 judul buku, ini prestasi yang luar biasa dalam usia beliau  masih muda. Karya bukunya berkaitan dengan  pendidikan utk guru & orang tua serta buku buku bergambar untuk anak.

Beliau mengajak peserta membuka materi di video youtub tentang 4R.

1. Renjana ( passion)
    Renjana merupakan sesuatu yang
    menarik , sesuatu yang menjadi pikiran.
    Mulailah sesuatu dengan rencana kita, 
    mulailah sesuatu itu yang sudah kita
    kuasai dengan baik, pasti hasilnya akan
    mengalir dengan mudah.
    Contoh: mencari renjana dari buku anak
    Kita tentukan apa renjana kita setelah
    membaca buku anak. Kita bisa tulis
    membuat review apa yang kita suka dari
    buku bacaan buku anak.
   
2.  Rutin
      Rutin bukan hanya rutin menulis, lebih        penting rutin membaca apa yang kita
      alami, menjadi sebuah kosa kata.
      Rutin membaca menjadi sesuatu   
      otomatis kata yang kita lihat menjadi
      bahan sebuah bacaan.
      Rumus  menulis hebat adalah pertama
      kita harus selalu menyediakan waktu
      khusus.
      Kedua rutin menulis dimana saja,kapan
      saja, temtang apa saja selalu
      menyediakan waktu dan tempat
      untuk menulis.

     3.  Review
      Proses terpanjang adalah mereview
      dalam menulis.
      Pada  saat menulis tidak perlu kita
      baca,  tulis apa saja yang kita pikirkan.
      Selesai menulis baru kiya mereview
      dan mintalah teman untuk membaca
      review kita.
      4.  Ruang Pembaca
        Ruang bagi pembaca jangan
        menghilangkan jati diri bagi seorang
        penulis.
        Banyak review buku,  memberi ruang
        pembaca.
        contohnya:
        buku anak anak maka pembacanya     
        kusus anak anak.
        Feedback komentar positif dan umpan
        balik  negatif  kita harapkan dalam
        bacaan buku anak anak.
        Hadirnya pembaca sangat penting
        kepuasannya bagi orang yang sudah
        membaca tulisan kita.

   Yuk kita mulai sesi yang seru dan kita
   tunggu peserta kuliah on line yaitu sesi
   tanya jawab:

      Apakah kita harus melalui tahapan 4R
      itu agar buku yg diterbitkan
      berkualitas?

      *Jawaban*:
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis...

    Pertanyaan:
    Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya
    bagaimana    teknis / langkah mengubah
    tulisan dr best practice menjadi tulisan
    populer?  terima kasih 🙏🏽

*Jawaban*
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup.

     Pertanyaan :
    Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari      Mojokerto.
    Sebagai pemula saya masih bingung   
    menentukan passion saya dimana.
    Bagaimana kita mengetahui passion kita
    dengan mudah.

Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.

 
   Pertanyaan:
   Slmat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Mnurut           pnglman Ibu, brapa persen dari ruang
   pmbaca dapat ditmpung masukannya dan
   bgaiman sikap kita dlm mnerima smua
   kritikan itu agar tdak trbwa amarah.
   Trima Ksih- Bernad.Toraja

*JAwaban*
Pak Bernard,
Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik...

    Pertanyaan:
    Selamat siang Ibu Farrah, saya grefer dari
    kupang, NTT. Apakah review buku yang
    dimaksudkan adalah sebelum buku kita
    diterbitkan, maka buku itu kita berikan
    kepada pembaca tertentu untuk
    membacanya lalu memberikan masukan
    positif atau negatif dari buku yang kita
    tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi
    setelah itu baru diterbitkan? Terima
    kasih.

*Jawaban*
Betul pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit

         Setiap manusia ingin dikenang dalam catatan sejarah. Menerbitkan buku sangatlah mudah dilakukan siapa saja, 
jadikan sebuah tantangan bagi kita penulis sejati.

Rabu, 06 Mei 2020

Tips Menulis dalam Kesibukan

Rabu, 6 Mei 2020

                  Tips Menulis dalam Kesibukan


Narasumber Moch. Khoiri.

Materi tentang Menulis dalam Kesibukan.



Profil Much. Khoiri

Lahir di Desa Bacem, Madiun 24 Maret 1965, Much. 
Khoiri kini menjadi dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996) ini  trainer untuk berbagai pelatihan motivasi dan literasi.

 Ia masuk dalam buku 50 Tokoh Inspiratif Alumni Unesa (2014). Pernah menjadi Redaktur Pelaksana jurnal kebudayaan Kalimas dan penasihat jurnal berbahasa Inggris Emerald. Pernah menjadi redaktur Jurnal Sastra dan Seni. Selain menghidupkan beberapa komunitas penulis, ia juga pernah mengomandani Ngaji Sastra di Pusat Bahasa Unesa bersama para sastrawan.

Karya-karyanya (fiksi dan nonfiksi) pernah dimuat di berbagai media cetak, jurnal, dan onlinebaik dalam dan luar negeri. Ia telah menerbitkan 42 judul buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatifbaik mandiri maupun antologi. Buku larisnya antara lain: Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014), Rahasia TOP Menulis (2014), Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015), Much. 
Khoiri dalam 38 Wacana (2016), kumpuis Gerbang Kata (2016), Bukan Jejak Budaya (2016), Mata Kata: Dari Literasi Diri (2017),  Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku (2017), Virus Emcho: Berbagi Epidemi Inspirasi (2017), Writing Is Selling (2018), Praktik Literasi Guru Penulis Bojonegoro (2020), Virus Emcho: Melintas Batas Ruang Waktu (2020), dan SOS Sapa Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan (2020).

Sekarang  beliau sedang menyiapkan naskah buku tentang menulis, budaya, literasi, dan karya sastra (puisi dan cerpen). 
Dia cukup aktif menulis di muchkhoiriunesa.blogspot.com;  www.kompasiana.com/much-khoiri; muchkhoiri.gurusiana.id.; jalindo.net; dan sahabatpenakita.id.
Instagram: @much.khoiri dan @emcho_bookstore.
Emailnya: muchkhoiriunesa@gmail.com dan muchkoiri@unesa.ac.id  HP/WA: 081331450689. Facebook: Much Khoiri-90.

Baiklah, Bapak-Ibu sekalian, mohon izin saya memulai paparan saya berikut ini.
Beliau mengawali di slide pertama dengan ungkapan Sopo Ora Sibuk di tengah Kesibukan, diluar orang kantorpun semua pada sibuk, di jalan raya, di stasiun nauk kereta api pun masih sibuk.

Mengapa harus menulis?     
Pendapat Bud Gardner: Ketika kau bicara kata katamu hanya menggema melintas suara sampai ke aula. Ketika kau menulis kata katamu akan menyebrang atau menggema sampai berabad abad.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Kita menulis karena ada sesuatu yang diperjuangkan.
Orang yang tidak pernah menulis akan hilang dari sejarah.

Menurut Budi Darma: Begitu seorang pengarang tiada tugasnya tidak ada yang mengambil alih tugasnya.
Jika polosi, camat mati tugasny otomatis diambil alih orang lain.

Menulis tidak hanya diajarkan untuk orang lain.
Menulis mendidik diri membuat kita lebih kompetens.
Kalau siswa tidak mengerjakan tugas dihukum, berilah reawerd bagi siswa yg memiliki nilai bagus. Begitu juga dengan diri sendiri berilah hadiah kalau kita bekerja melebihi dari target misal dengan plesir ke pantai atau beli HP baru.
     

Menulis itu harus berkomunikasi



17 Strategi jitu dalam menulis:
1. Tetapkan niat untuk menulis. Niat  adalah  daya dorong untuk menahangodaan. Niat menulis ada 2 yaitu niat umum dan niat khusus.
2. Rajin membaca
Dengan membaca kita dapat melihat masa lalu dan masa sekarang. Biasanya 
 membaca lebih awal dari menulis.
3. Gunakan alat perekam
Prinsip kita membuka pikiran untuk segala masukan.
4.   Kobarkan inspirasi  Inspirasi aadah suatu pengetahuan    awal sebagi pemicu.
5. Tentukan waktu utama Waktu utama kita berbeda dengan orang lain. Asal jangan sampai berbenturan, waktu utama bisa kita lakukan dialam hari, pagi hari tergantung kita yang menentukan.
6. Bagi pemula menulis bebas
Sebagai pemula disarankan untuk  menulis bebas, akan melatih keterampilan.
Gunakan bahasa tutur atau bercerita yang akan melatih otak kanan kita.
7. Menulis dalam hati  
Biasanya muncul saat kita bepergian, merancang tulisan dan menuangkan ide 
Apa yang kita lihat selama dalam perjalanan.
8. Menulis waktu utama Kuncinya penulis harus belajar displin waktu, kapan wakti utama kita saat menulis diwaktu luang.
9.  Manfaatkan waktu luang 
Waktu luang kita manfaatkan  untuk menulis.
10. Menulis yang dialami
Misal  saat bepergian ke pantai bersama keluarga,  kita tulis pengalaman kita saat di pantai.
11. Menulis yang dirasakan  Kita tuangkan perasaan saat menulis apa yang kita lihat saat itu.
12. Menulis sesuai minat
  Saat kita mengajar praktek bersama siswa.
13. Menulis dengan riang
Karya kreatif kita selesaikan dengan baik kita akan  bahagia.
14. Menulis yang banyak
Dengan menulis banyak dapat menulis bagus, kuantitas dapat melatih kualias.
15. Read better write faster
Kita Harus pinter mambaca dan menulis dengan cepat.
16. Buatlah motto yang dahsyat 
Membuat motto yang bagus padtilah dahsyat. 
17. Menulis dengan doa
Awali selalu menulis dengan doa, lebih bagus dengan wudhu, membaca sholawat.

Sesi tanya jawab: 

Dari ibu aan majalengka

Pak emcho. Saya selalu kesulitan untuk bisa menulis dalam kesibukan. Apa tips yg paling cocok buat saya?

Jawab: kita selalu bawa catatan dan membuka rekaman dari narasumber , catat di note book atau save di color note.  Saat waktu luang tulis semua catatan tuangkan semua ide.

        Semoga bermanfaat.






Senin, 04 Mei 2020

Menulis Apa Adanya

Senin, 4 Mei 2020
              Menulis Apa Adanya dan Menulis 
                            Apa Saja   

Menulis adalah kebutuhan, terlewatkan sehari saja seperti ada yang hilang.
Menulis sejujur jujurnya, menulis apa adanya itulah awal dari sukses narasumber hebat hari ini,  cuaca begitu cerah sangat menyengat terkena teriknya panas matahari.



Topik : pengalaman Menulis di Penerbit 
Mayor.
Narasumber: Ukim Komarudin
Hari Senin, 4 Mei 2020

Ucapan terimaksih kepada Om Jay dkk
Yang sudah memberi kesempatan intuk selalu berbagi .

Pandangam Menulis menurut pak Ukim:
Pertama beliau  berpikir, menulis merupakan ekspresi pribadi saya. Oleh karena itu, saya merasa sangat penting agar saya memiliki tempat mencurahkan segala kegelisahan atau apapun bentuknya. lalu saya menemukan menulis adalah sarana yang tepat buat saya. Saya tak pernah merasa khawatir, terkait dengan kualitas tulisanyang sudah membero  saya. Saya juga tidak perduli  dengan ragam atau apa yang menjadi trend di masyarakat. Pokoknya menulis.
Menulis adalah kebutuhan. Saya merasa menemukan lebih tentang "saya" dengan menulis. Demikian hal itu terus berjalan hingga jika tidak dilakukan seperti ada sesuatu yang hilang. Demikianlah saya menulis dengan jujur, sejujur-jujurnya. Apa adanya.


Pengalaman pak Ukim  menulis mulai dilirik 
Selain menulis apa adanya, saya pun menulis apa saja. Karena saya guru, saya menulis terkait pelajaran, beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan yang harus dituliskan di majalah, dan menulis buku harian. Begitu setiap saat diisi oleh menulis.
Hingga sampai suatu hari, tulisan-tulisan itu mulai dilirik orang-orang terdekat, yang dalam hal ini teman-teman guru. Satu dua teman berkomentar bahwa tulisan saya bagus. Istilah mereka, tulisan saya emotif. Kata mereka juga, tulisan saya dapat membuat pembaca larut dalam cerita. Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa saya sederhana dan mudah dicerna oleh pembaca. Ada juga yang mengaku bahwa sepenggaltulisan saya dapat dijadikan ceramah atau kultum, dsb.


Kapan narasumber mulai tumbuh semangat mrnulis buku?

Awalnya dari seseorang yg memberi komentar tersebut, saya mencoba membukukan tulisan-tulisan saya yang selama ini merekam semua kejadian karena saya memang senang membuat buku harian. Ada beragam kejadian, tetapi tema besarnya, yang saya tuliskan merupakan pelajaran seorang dewasa (guru) dari anak-anak "cerdas" yang menjadi siswanya. Oleh karena tulisan itu beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam tokoh, maka saya menuliskan judul buku tersebut, "Menghimpun yang Berserak." Sebuah usaha untuk mengumpulkan segenap mutiara yang berserakan dalam kehidupan yang sangat bermanfaat bagi saya, dan semoga bermanfaat pula buat orang lain (pembaca).


Demikianlah waktu itu, saya yang kebetulan menjadi penanggung jawab penerbitan buku di sekolah menyisipkan karya pribadi, selain karya bersama (berlima) menulis dan berupaya buku mata pelajaran.

Buku pertama kali diterbitkan berjudul:

 Saya diinterview terkait dua bagian buku. Pertama, buku bersama yakni buku mata pelajaran. Kedua, buku pribadi saya, "Menghimpun yang Berserak." Dalam kesempatan interview itulah saya banyak mendapatkan pengetahuan terkait tips dan trik menerbitkan buku. Saya banyak mendapatkan pelajaran menyangkut hal-hal yang tadinya tidak saya pikirkan. Pelajaran atau informasi itu awalnya, membuat saya tidak nyaman karena menabrak prinsip menulis saya. Umpamanya, "Apakah ketika  saya menulis buku"menghimpun yang Berserak" ini sudah memperkirakan akan laku di pasaran?" Kalau sudah ada,  apakah buku saya punya nilai tambah sehingga pembaca melirik dan membeli buku saya? Untuk kepentingan pasar, "Apakah saya bersedia apabila beberapa hal terjadi penyesuaian (diganti)? dst. Terus terang, saya merasa kurang nyaman dengan interview itu. Saya merasa diam-diam mulai "dipenjara". Inikan ekspresi pribadi saya, mengapa orang lain bisa mengatur hal-hal yang sangat privasi? Menyebalkan! Begitu, oleh-oleh pulang dari interview.


Interview membuahkan karya
Saya yang tersadar mendapatkan ilmu pengetahuan lebi ketika beliau menjelaskan tentang tim yang akan menyebabkan karya saya dapat dinikmati orang banyak. Beliau menjelaskan bahwa yang menanyai saya itu mungkin editor. sebab, beliaulah garda depan yang menentukan naskah itu layak diterbitkan atau sebaliknya. Menurut teman saya itu, naskah saya sepertinya  punya potensi atau "layak" untuk diterbitkan. Tetapi sebagai pemula, karya saya memang harus dipoles di sana sini.

Jika nanti naskah itu bisa melewati editor, maka proses "menjadi" memang mengalami banyak hal. Ada bagian gambar sampul, ilustrasi, photo jika diperlukan, tata letak, dan lainnya. Yang jelas, semuanya merupakan tim saya. Kasarnya, semuanya akan menyukseskan saya, begitu teman saya meyakinkan saya.


Oleh-oleh itulah yang menyebabkan saya menindaklanjuti pertemuan dengan penerbit. Selain hal-hal yang umum tentang buku mata pelajaran yang ditulis bersama, saya mengkhususkan pikiran ke buku "Menghimpun yang berserak". Yang menenangkan, editor menceritakan bahwa semua hal menangkut buku saya selalu dalam konfirmasi. Artinya, semuanya akan terjadi jika saya setuju.



Akhirnya, saya mendapat konfirmasi ketika saya dapat kabar bahwa ada meeting terkait dengan terbitnya buku saya. Pertama, saya menerima buku pribadi, kalau tidak salah jumlahnya hanya 5 buku. Buku tersebut berstempel tidak diperjual belikan. Kedua, saya diajak bicara terkait dengan teknis launching Buku "Menghimpun yang Berserak". Ini soal bagaimana membuat buku saya laku. Saat itu saya sangat bodoh dan kurang dapat memberikan masukan hyang berarti. Ketiga, saya diberitahu bahwa penerbit menerbitkan jumlah yang diterbitkan pada penerbitan pertama ini dan kurang lebih 6 bulan kemudian saya baru akan mendapat royaltinya. Untuk tersebut juga saya tidak pandai memberi masukan.


Peran saya kemudian adalah mengusahakan buku saya dapat dinikmati orang lain. Kala itu agak sulit karena media sosial belum sedasyat sekarang. kebetulan saya pembicara, saya berupaya menjual buku-buku saya pada kesempatan bicara tersebut.
Beberapa kejadian menerbitkan buku kembali, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga yang menjelang terakhir buku, "Arief Rachman Guru". Semuanya mirip-mirip pengalaman dengan penerbit. Kurang lebih, seperti itulahkira-kira. mohon maaf apabila kurang lengkap. semoga dapat dilengkapi ketika nanti tanya jawab.


Demikianlah saya menjelani proses, hingga akhirnya ada proses sebelum naik cetak,  yang sangat penting dalam proses kreatif saya, yakni menerima dami atau calon buku yang sama persis jika akhirnya bisa dicetak. Saya gembira sekali menerima buku dami itu. Terus terang saking gembiranya, saya menandatangi saja kontrak kerjasama tanpa membaca persentase yang kelak saya terima. Diduga sikap itu bukan sembrono, tetapi karena memang saya menulis bukan untuk hal tersebut.


Sesi tanya jawab :


P9
Nama saya Fatma Eviana dari Pati
Mohon pencerahan 
Apakah menulis artikel atau menulis apa saja ada aturan urutan yg ditentukan seperti menulis penulisan karya ilmiah?

JAWAB
Betul, Ibu Fatma. Semua tulisan ada pagunya. Minimal itu sebagai pegangan dasar. Ke sananya, ketika kita mahir, kita mampu membuat varasi-variasi yang kita kehendaki tetapi tetap berpegang pada pagunya. 


P10
Assalamualaikum pak Ukim saya ingin sekali tulisan saya sekarang dikelas menulis ini bisa dibukukan, namun tulisan saya, dibaca sendiri aja, masih acak2 an baik bahasa maupun ejaan penulisannya. Apakah tulisan saya itu bisa dibukukan? Bagaimana dengan bahasa dan ejaannya yg belum sesuai ?

JAWAB
Penanya yang budiman, memang semuanya perlu proses. Ide untuk membukukan hasil pelatihan ini merupakan hal brilyan. Mulailah membukukan dengan niat untuk pribadi terlebih dahulu. Dengan membukukan kita punya basic kemampuan yang akan kita ukur kelak setelah berikutnya berproses. Saya doakan anda merasa adanya kemajuan setelah sekian lama berproses.

P11
Siang.. saya Kaswati dari SMKN 1 Nglegok Blitar
Mau bertanya
Bagaimana langkah kita menulis buku pelajaran yang kita ampu dan bagaimana trik trik jitu agar buku pelajaran yang kita buat bisa di minati para pembaca utamanya kaum pelajar. Terimakasih

JAWAB
Ibu Kaswati,
Mulailah dengan modul atau serpihan bab sebagai pegangan siswa sendiri. Minta mereka memberikan masukan. Tahun depan, semoga Ibu bisa meningkatkannya menjadi buku sederhana tetapi hanya untuk kalangan sendiri. Mintalah masukan kembali kepada anak-anak terkait banyak hal yang pernah saya jelaskan di awal. Setelah itu, saya yakin akan menjeadi lebih baik sampaik Ibu marasa yakin kalau ini layak untuk diterbitkan.

P12
Assalaamu'alaikum pak ukim. Saya sri indayani dari Lamongan. Saya sedang menulis buku pelajaran yang didalamnya banyak gambarnya, ttp sy hanya bisa menggambar sebatas kemampuan sy. Yg saya tanyakan, apakah penerbit akan memperbaiki gambarnya jk bukunya diterima oleh penerbit?

JAWAB
Ya, Bu. Awalnya mereka akan melihat substansi buku sebagaimana saya jelaskan di atas. Soal gambar dan lain-lain, apalagi  yang sifatnya lipstik, mereka lebih punya stok dan tahu etika pengambilan gambar yang tidak mengundang masalah. Kadang-kadang, saking bagusnya buku Ibu,  mereka mau beli gambar di situs-situs resmi.

P13
Suminarsih
Pemalang
Pertanyaan: Dari Pengalaman Bapak penerbit yang menawarkan untuk buku bapak diterbitkan. Untuk pemula tentu harus penulis yg mengajukan proposal ke penerbit? Bagaimana prosesnya?

JAWAB
Ibu Suminarsih bisa datang sendiri ke penerbit atau mengirimnya lewat pos. Kemasannya: (1) surat yang menjelaskan maksud Ibu; dan  (2) Naskahnya. Ingat, jangan file, tetapi print outnya.
Minta tanda terima jika mengantar langsung dan tanyakan biasanya kapan mendapatkan tanggapan. Syukur jika mendapatkan nomor kontak editornya.

P14
Saya Candra dari Langkat-SUMUT, Pak. Alhamdulillah sy sdh bc buku bpk menghimpun yang berserak. Karya yg luar biasa. Yg mau saya tnyakn Pak, dominan nya apa hal yg paling bnyk dikoreksi oleh pihak editor dan kiranya apa trik bh saya penulis pemula agar bs meminimalisir hal itu? Trimksh

JAWAB
Pak Candra, kebetulan saat itu penerbitnya (editornya) jatuh cinta duluan pada tulisan saya. Ia hanya minta persetujuan pembubuhan ilustrasi. Kala itu, saya setuju usulan tersebut sebab illustrator menjadikan buku tersebut lebih menarik. 
Kalau bapak ada karya yang mau ditawarkan, segera saja kirimkan. Siapa tahu nasib baik sedang berada di Bapak.

P15
Selamat sore pak Ukim, saya grefer pollo dari kupang NTT, 
Berdasarkan pengalaman bapak pribadi, apa kelebihan dan kekurangan jika penulis sebagai editor dari tulisannya dan orang lain (bukan penulis) sebagai editor? Terima kasih.

Pak Grefer, maksudnya dalam keseharian tugas Bapak sebagai editor, ya? Wah itu hebat, Pak. Sebab Bapak sudah tahu apa yang harus Bapak kerjakan. Adapun ada orang lain yang mau dan mampu mengedit tulisan Bapak, itu nasib baik. Semoga Tulisan bapak menjadi lebih berkualitas.

P16
Salam sejahtera pak Ukim. 
Saya mempunyai pengalaman yang mirip dengan bapak Ukim. Bedanya pada konteks dan kondisi.
Saya berada di pedesaan pedalaman Timor yang akses ke penerbit tidak sama. Penerbit di Kota Kupang yang saya temui pertama kali untuk mengantarkan apa yang kira-kira idem dengan milik pak Ukim, Menghimpun yang Berserak; 
Punyaku kusebut, Catatan Seorang Guru Daerah Terpencil.
Mula-mula pimpinan penerbit tidak percaya kalau saya penulisnya, berhubung yang saya bawa itu fotokopian dari potongan-potongan koran dimana opini-opini saya diterbitkan.
Beruntungnya, saya punya Kartu anggota PGRI. Saya tunjukkan. Ia percaya bahwa saya guru, namun kelihatan pula keraguannya. Saya harus menjelaskan berulang. Nah, saya sadar. Saya datang dari kampung. Tampilan memang kampungan, tidak nampak wajah sebagai penulis., Belum lagi penilaian apakah saya berdompet.
Semua itu saya alami. Akhirnya melalui proses panjang berbelit, buku pertama terbit tahun 2015, minta Penerbit sekaligus yang punya percetakan menggandakan sebanyak 200 eksemplar.
Nah, kesulitan lain muncul. Masyarakat pendidikan kami (mungkin daerah lain berbeda dengan kami di pedesaan), belum punya kebiasaan membaca. Mana mungkin membeli buku apalagi dari penulis kelas kampung. 
Itu romantikanya saya merambah dunia kepenulisan secara otodidak.
Hari ini bapak Ukim berbagi pengalaman, saya ingin bertanya, 
Bagaimana bapak membangkitkan minat baca lingkungan sekitar bapak?
Roni Bani _Kab Kupang
JAWAB
Pak Roni Bani, yang pekerja keras.
Saya merasa malu membaca pengalaman Bapak yang luar biasa. Saya tidak punya kesulitan yang berate dibanding pengalaman bapak yang berbelit untuk menghasilkan karya. Saya yakin harus ada terobosan baru dalam pemasaran buku Bapak karena jika mengandalkan sebatas teman-teman sekitar, buku itu hanya menjadi “kuntum”. Dia tidak “mekar” apalagi “berbuah” banyak. 
Bapak yang ulet, berusahalah  bicara dengan penerbit lain yang mungkin bisa menerbitkan di wilayah yang lebih besar kemungkinan pembacanya. Semoga Bapak beruntung. 

P17
Sri sulastri dr SMKN 2 Bojonegoro, jatim. 
Kenapa editor ada yg TDK mengedit naskah buku?

JAWAB
Ya, Bu Sulastri. Mungkin ada editor yang tidak kompeten. Kita jadi repot karena begitu dami sampai di kita, kita jadi sibuk membetulkan yang menurut kita salah. Celakanya, pengalaman saya itu tanda-tanda penerbit tak berkualitas.

P18
Assalamu'alaikum. Saya Uri dari Majalengka Jawa Barat, ingin menanyakan kepada Bapak, "Apakah setiap buku yang kita ajukan untuk diterbitkan selalu diawali dengan inteview terlebih dahulu?" Trima kasih.

JAWAB
Ibu Uri,
Interview itu tanda-tanda naskah kita dilirik. Berbahagialah Ibu karena diduga naskah ibu diperhitungkan. Jangan meniru gaya saya yang awam. Untung masih rezeki meski kemudian saya baru menanggapi, saya masih diperhatikan penerbit. Kadang-kadang, naskah kita diterlantarkan oleh mereka tanpa kabar.


P19
Assalamualaikum. Mr. Bams... Saya ika siswati dari tangerang.. Maubertanya kepada bp. Ukim mengenai sistem kerja sama yang saya baca di power point,... Di situ d tuliskan bahwa sistem kerja sama itu ada royalti dan pembelian naskah....
Boleh dijelaskan mengenai pembelian naskah pak...terima kasih...

JAWAB
Ibu Ika, ada dua sistem kerjasama. Pertama, naskah dibiayai hingga terbit dengan nama penulis sebagai pencipta buku dipertahankan. Sebagai gantinya, pihak penerbit menawarkan royalty sebagai pengahasilan penulis dengan rentang 10% s.d. 12%). Artinya, penghasilan atau keuntungan sisanya milik penerbit.
Kedua, naskah dibeli oleh penerbit. Anda sebagai penulis tak lagi berhak mencantumkan nama karena hak naskah sudah anda jual. Biasanya harga naskah tinggi hingga ratusan juta rupiah.
 

P20
Saya Rachmi dari Banyuwangi
Jujur saya gagap menulis artinya masih harus belajar banyak hal spt sekarang mengikuti belajar menulis, saya punya keinginan awal bisa menulis di buletin...apakah ada syarat2 khususnya?

JAWAB
Ya, Ibu Rachmi. Tanyakan kepada pengasuhnya atau contek naskah bulletin yang telah ada. Umpamanya, yang saya tahu. Naskah paling banyak 4 halaman HVS ukuran A4 diketik spasi ganda  dengan margin standar. Biasanya seperti itu. Baik juga jika Ibu bertanya kepada pengasuhnya. 

P21
Assalamu'alaikum
Saya Suminar
Dari Tangerang.
Mohon maaf kepo, untuk memotivasi diri saya, sejak kapan bapak mencurahkan ekspresi diri dalam tulisan sehingga menjadikan menulis adalah kebutuhan. Dan di media apa saja bapak mengawali menulis. 
Terima kasih

JAWAB
Sdr. Suminar, 
Saya mulai menulis sejak mahasiswa tahun terakhir. Saya mulai berkarir sebagai jasa pengetik naskah teman yang kebetuan sudah mapan dalam menulis. Sebenarnya, saya mencuri cara berpikir dan berproses dia sejak awal. Dan saya berhasil.

P22
terimakasih. saya naharuddin NTB. terkait. dg karya tercetak jadi buku yg kemjdian menjadi judulnya "menghimpun yg berserak" .sepertinya saya pinya karnya berserak berupa artikel. koran.. Apakah ada peluang dibukukan. Tulisannya tidak boom pak

JAWAB
Bapak Naharuddin yang baik,
Wah itu hebat, Pak. Sejumlah artikel itu Bapak kumpulkan berdasarkan tema. Kemudian bapak lengkapi sesuai dengan isu kekinian sehingga naskah itu pas dengan situasi kini. Tolong Pak jangan disia-siakan. Sepertinya untuk menjadikannya sebagai buku, Bapak

Terimakasih....semoga bermanfaat.




Menerbitkan Buku di Penerbit Andi

           Senin, 11 Mei 2020            Menerbitkan Buku Ajar di Penerbit                           Andi Siang ini jadwal kuliah ...